#sharebutton { background-color:#FFFFFF; border-color:#C1CDCD; border-style:solid; border-width:1px; left:5px; bottom:150px; margin-top:10px; position:fixed; width:64px; } #sharebutton .float {margin:7px} .FBConnectButton_Text { font-size: 8px; padding:2px 4px 3px !important; }

Rabu, 25 April 2012

RI Setop Impor Daging Sapi Asal Amerika



Ilustrasi. (Foto: Okezone)
Ilustrasi. (Foto: Okezone)
JAKARTA - Indonesia akan menghentikan sementara (suspensi) impor daging sapi dari Amerika Serikat (AS). Hal ini menyusul wabah sapi gila yang menyerang peternakan sapi perah di California, Amerika Serikat (AS).


Demikian disampaikan Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan seperti dikutip dari Reuters, Kamis (26/4/2012).

Sayangnya, Rusman tidak memberikan gambaran detil berapa lama impor daging ini akan dihentikan. Rusman mengatakan, volume impor daging dari Amerika ini hanya sedikit. Daging sapi asal Amerika ini hanya digunakan di hotel dan restoran.

Sebelumnya, Amerika mengonfirmasikan adanya kasus penyakit sapi gila. Pihak pemerintah AS pun siap untuk mengklarifikasikan hal tersebut. Direktur Kedokteran Hewan Departemen Pertanian AS John Clifford mengatakan Meksiko dan Kanada sebagai pembeli terbesar pertama dan kedua daging sapi asal AS.

John menjelaskan, telah ditemukan penyakit berjenis "atypical" yang menyerang otak pada sapi California. Dirinya yang sudah menjabat sejak 2004 dalam mendalami kasus ini pun menyatakan informasi tersebut penting untuk disebarkan kepada konsumen, baik domestik maupun asing.

"Ini sangat penting untuk kepercayaan dan juga untuk perdagangan antara negara-negara lain," tukas Clifford, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (25/4/2012).

Dia pun membeberkan, jenis penyakit ini pertama kali ditemukan pada akhir 2003, sehingga berdampak kerugian ekspor daging sapi hingga USD3 miliar. Perdagangan luar negeri pun diakuinya tidak sepenuhnya pulih hingga 2011. Dua kasus selanjutnya terjadi pada akhir 2006.

Namun, sejak penyakit tersebut ditemukan pada 1986, pihak BSE secara dramatis mengungkapkan bila jenis penyakit pada sapi tersebut telah berkurang menjadi hanya 29 kasus, turun dari puncaknya di 1992 yang tercatat hingga lebih dari 37 ribu. "Saya pikir sangat penting bagi mitra dagang untuk mengetahui hal ini. Berbagi informasi bagaimana cara mengatasi penyakit ini," tuturnya. (wdi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin hanya akan membalas komentar yang dianggap penting.Kalau ada pertanyaan penting, atau sobat menemukan adanya pelanggaran hak cipta (secara tidak sengaja) oleh kami,silahkan hubungi kami untuk segera di proses di :089624837315 [SMS ONLY]. Terima kasih atas pengertiannya.

SELAMAT DATANG DI PRANASTA'S BLOG Jangan Lupa FOLLOW... SAYA MENYARANKAN ANDA UNTUK MEMAKAI GOOGLE CHROME UNTUK TAMPILAN YANG LEBIH BAIK
Share